Selasa, 4 Oktober 2011 adalah momen yang tidak akan terlupakan oleh seorang teman, dimana di hari itu Ia telah kehilangan seseorang yang sangat dicintainya, yaitu sang Ibu.
Sebelumnya, sang Ibu sudah terbaring tak berdaya selama lebih dari 12 hari di RSU Tangerang. Tergoleh lemah dengan bantuan masker oksigen, transfusi darah dan infus. Mata agak terbuka tapi bola mata tidak punya kuasa untuk bergerak seperti layaknya manusia yang sehat. Dokter bilang ini penyakit semacam rematik akut, yang sangat parah dan tidak ada harapannya. Semua anggota keluarga, termasuk sang suami tercinta yang selalu mengelus lembut rambut sang istri, berharap pada sang Kuasa, jika sekiranya DIA boleh mengabulkan permohonan, mereka berharap agar sang Ibu beroleh kesembuhan. Keluarga ini berharap, atas kesembuhan total si Ibu dan tidak ada satupun yang berdoa semoga Ibu ini segera meninggal supaya tidak menderita. Yang bisa penulis sampaikan pada si ini Bapak adalah, kita boleh berharap dan berencana, tapi sekali lagi ada yang lebih berkuasa di atas sana yang akan menentukan segalanya, termasuk hal yang tidak kita harapkan, yaitu kematian. Ada saatnya kita berusaha maksimal, namun ada juga saat dimana kita tidak bisa melangkah maju karena kita sudah ada di ujung usaha kita, di ambang batas kemampuan kita. So... bagaimana? Ya tentunya serahkan padaNya dan berdoa semoga semua yang akan terjadi adalah bagian dari rencanaNya, bukan rencana kita sebagai manusia. Selanjtnya relakan karena kita sudah setuju untuk menyerahkan ini kepadaNya.
Terkadang sebagai manusia kita merasa bahwa, kalau ada yang sakit, yaa maunya orang itu sembuh. Itu adalah rencana manusia, yang wajar dan sangat manusiawi. Tapi ada juga rencana Tuhan, dimana terkadang rencana Tuhan jauh dari pemahaman alam pikiran manusia.
Sekali lagi .... lakukan yang terbaik, sisanya serahkan kepada Tuhan.
*-* Do your best and God will do the rest......(*-*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar